Mengunjungi Jawa Timur tak lengkap rasanya jika tak berkunjung ke Kawah Ijen. Ijen merupakan satu komplek gunung berapi yang terdiri dari kawah gunung Ijen dan dataran tingginya. Kawasan ini terletak di tiga kabupaten yaitu Situbondo, Bondowoso dan Banyuwangi. Gunung Ijen atau lebih di kenal dengan Kawah Ijen, adalah salah satu gunung yang masih aktif sampai sekarang. Memiliki ketinggian 2.443 m dari atas permukaan laut, berdinding kaldera setinggi 300-500 m dan telah 4 kali meletus di tahun 1796, 1817, 1913 dan 1936.
Saya sendiri sudah 3 kali berkunjung ke Kawah Ijen. Dari ketiga kunjungan tersebut selalu ada cerita dan suasana yang berbeda. Juni-Agustus adalah waktu yang terbaik untuk mendaki, menurut saya syh. Sebab, pendakian saya yang ketiga agak sedikit kurang beruntung karena faktor cuaca ya ng berkabut dan mulai masuk musim hujan sehingga tidak bisa mendapatkan pemandangan yang maksimal.
Saya bermalam di Banyuwangi, tepatnya di hotel Ketapang Indah yang lokasinya di pinggir pantai!. Untuk menuju Kawah Ijen dari hotel saya sudah membooking jeep untuk keberangkatan esok. Biasanya saya berangkat dari arah selatan, bisa dilalui dari Banyuwangi pukul 4 pagi menuju Licin yang berjarak 15 Km. Dari Licin menuju Paltuding berjarak 18 Km dan diteruskan menggunakan Jeep atau mobil berat lainnya sekitar 6 Km sebelum ke Paltuding. Ini dikarenakan jalan yang berkelok, berbatu dan menanjak. Sebenarnya untuk waktu keberangkatan bisa bebas kapan saja, namun biasanya setelah jam 9 pagi kabut mulai muncul sehingga kurang bagus untuk mengambil foto.

Welcome drink dari hotel. Saking enaknya sampai lupa mau foto malah keburu abis. Kalau tidak salah namanya secang. enak!
Berhubung berangkat masih dalam suasana gelap gulita, jadi pemandangan selama perjalaanan menuju Kawah Ijen belum terlalu kelihatan. Namun saat perjalanan pulang, saat mentari sudah bersinar dengan terangnya, barulah kelihatan indahnya pemandangan.
Selama perjalanan menuju Kawah Ijen kita akan disuguhi persawahan, hamparan perkebunan kopi, cengkeh dll. Selain itu kita akan menembus belantara hutan tropis setelah melewati Paltuding. Suka sekali saat naik jeep di dalam kawasan hutan, berasa lagi off road dengan pemandangan ala Jurassic Park! Seruuu abiiis!
Untuk menuju puncak dibutuhkan waktu kurang lebih satu jam, tapi itu tergantung kecepatan kita berjalan juga. Kawah Ijen sendiri kalau digambarkan bentuknya seperti pelana kuda. Dari puncak kita bisa melihat kawah sulfur yang begitu besar dengan warna toska. Jika ingin turun ke danaunya untuk melihat lebih jelas dibutuhkan paling tidak 30 menit untuk sampai di bawah. Itupun kita harus berjuang melawan bau belerang yang menusuk. Bagi yang tidak mampu jangan dipaksakan karena akibatnya bisa fatal, bisa menyebabkan pingsan juga bagi yang tidak kuat.
Saya memutuskan untuk turun menuju danau agar bisa mendapat pemandangan lebih jelas. Lagipula nanggung juga sudah jauh-jauh sampai ke sini tapi gag menikmati semua aspeknya. Cuaca dan kondisi badan juga mendukung. yay! semangat rapatkan masker wajah!
FYI nyh guys, untuk meredam aroma belerang yang kuat, basahi masker kalian dengan air dulu ya. Selain itu sediakan juga tisu karena di sini kita akan banyak mengeluarkan ingus akibat dari asap belerang ini.
Mendaki Kawah Ijen itu benar-benar campur aduk rasanya. Antara seneng bisa melihat keindahannya dan sedih melihat perjuangan para penambang belerang. Mereka berjuang dari pagi sampai sore kira-kira pukul 4. Uang yang didapat tak sepadan dengan perjuangan mereka. Harga belerang kurang dari seribu rupiah per kilogram. 😦
Belum lagi melihat pundak mereka yang luka-luka akibat memikul beban berat. Menurut info yang saya terima, harapan hidup para pekerja juga tidak lama, berkisar di angka 40an.
Okai deh hari semakin beranjak siang. saatnya kembali ke hotel !
Alhamdulillah…Terima kasih Ya Allah Engkau berikan kesempatan untuk menikmati indanya ciptaanMu ini. Semoga hamba masih Engkau berikan kesempatan untuk melihat indahnya dunia.
Eiiits…kelupaan. Sebenarnya pengen banget lihat blue fire kalau ke Kawah Ijen. Secara gitu ya cuma ada 2 di dunia ini. keren kan? Maybe next time kali yah. 🙂